GRAND FINAL KERAPAN KAMBING, WAWALI BERHARAP DIAKUI SEBAGAI BUDAYA ASLI PROBOLINGGO

Probolinggo, 4/9/2019 – Bertempatkan di lapangan kerapan Jrebeng Kulon Kecamatan Kedopok, Disbudpar menggelar lomba kerapan kambing dalam rangka memeriahkan event Semipro ke XI tahun 2019 serta dalam rangka Hari Jadi Kota Probolinggo ke 660.

Acara sore itu dihadiri oleh Wakil Wali Kota Probolinggo. Turut hadir dalam undangan anggota FKPD, Asisten Pemerintahan, Kepala OPD di lingkungan Pemkot Probolinggo, Koramil Kecamatan Wonoasih, TNI, serta Polri.

Dalam laporannya Kabid Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Disbudpar, Pramito Legowo menyampaikan maksud tujuan digelarnya kegiatan yang dinaungi paguyuban Minak Jinggo tersebut.

“kegiatan ini dimaksudkan untuk melestarikan dan mengembangkan budaya lokal Kota Probolinggo sebagai potensi wisata dan budaya, sebagai ajang promosi wisata yang diharapkan menjadi daya tarik wisata lokal dan manca negara untuk datang ke Kota Probolinggo juga mempererat silaturahmi antar peserta dan paguyuban dan menambah nilai jual kambing di tingkat pasar,” ujarnya.

Acara yang digelar selama sehari tersebut diikuti oleh 96 peserta yang dibagi menjadi dua kategori yaitu grup A & B. Peserta berasal dari Kota Probolinggo, Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang. Lomba tersebut memperebutkan piala bergilir Wali Kota Cup dan disiapkan pula hadiah berupa thropy dan uang pembinaan total 17 juta rupiah.

Wakil Wali Kota Probolinggo, Mochammad Soufis Subri dalam sambutannya menyampaikan harapan dari digelarnya tradisi dan budaya kerapan kambing untuk dapatnya diakui sebagai budaya dan kesenian asli Kota Probolinggo seperti halnya kesenian Jaran Nodak dan Sapi Brujul yang sudah diakui sebelumnya.

“harapan kita bersama bisa menjadikan budaya kerapan kambing diakui regional, nasional bahkan internasional. Untuk menjadikan hal tersebut tidaklah mudah, perjuangan keras dan proses yang panjang dan butuh sinergitas dan kerjasama yang baik dari semua lapisan masyarakat untuk mendukung dan ikut melestarikan budaya lokal yang ada,” ujarnya.

Menurut Subri, nantinya dari kegiatan kerapan kambing ini memiliki banyak dimensi baik dimensi ekonomi, kreatifitas dan meningkatnya harga jual kambing yang menang dalam lomba di pasaran kelak.

Subri juga berpesan bagi para pemenang supaya tidak menjual kambingnya ke luar daerah, jika ingin dijual diupayakan dijual di daerah asal/lokal sehingga tidak menghilangkan prestasi yang telah ditorehkan di Kota Probolinggo, sebagai kambing juara dan agar supaya budaya kerapan kambing diakui daerah lain.

Pemenang lomba kerapan kambing, golongan A besar diraih oleh juara 1 bertahan yaitu Putri Pesawat dari Kelurahan Curahgrinting, juara 2 diraih oleh Mak Lampir dari Pohsangit Tengah dan juara 3 diraih oleh Sriti Muda dari Kareng Lor. Sedangkan untuk golongan B besar juara 1 diraih oleh Bintang Merdeka dari Wonoasih, juara 2 oleh Tembak Sakti dari Kareng Lor, juara 3 oleh Tameng dari Triwung lor. Hadiah diserahkan langsung oleh Wakil Wali Kota Probolinggo dan Asisten Pemerintahan yang hadir kala itu. (Vi2)