KADEMANGAN – Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi Dana Dekosentrasi Rupiah Murni dan Pelatihan Berbasis Kompetensi Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCHT) tahun anggaran 2023 resmi ditutup pada Rabu (22/11) siang. Penutupan itu dilakukan oleh, Staf Ahli Walikota Bidang SDM dan Kemasyarakatan Surya Darmawati, di BLK milik Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Jalan Brantas.
Dalam event yang sama, digelar beragam peragaan dan hasil karya pelatihan yang telah diikuti oleh ratusan peserta. Penutupan juga dirangkai dengan penyerahan sertifikat pelatihan kerja, dan cinderamata dari peserta.
“Saya mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini. Karena kegiatan ini merupakan salah satu program prioritas untuk melahirkan tenaga-tenaga terampil dan profesional dalam bekerja. Sehingga diharapkan mereka benar-benar siap menghadapi dunia kerja. Baik di sektor formal maupun informal, yaitu menjadi wirausaha,” ujar Surya, saat didapuk memberikan sambutan di hadapan peserta.
Surya menambahkan, peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan atau pelatihan kerja dilaksanakan dalam rangka menyiapkan SDM yang memiliki daya saing. Upaya menghasilkan SDM yang kompeten melalui pelatihan kerja, bertumpu pada 3 pilar utama, yaitu standar kompetensi kerja, pelatihan berbasis kompetensi serta sertifikasi kompetensi.
Dari giat ini diharapkan bisa mendorong tumbuh kembangnya wirausaha baru, baik berskala UMKM maupun industri kecil menengah untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang berbasis masyarakat. Sehingga pada akhirnya melalui program ini angka kemiskinan dan pengangguran bisa dikurangi.
“Setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta diharapkan mempunyai motivasi diri dalam menerapkan ketrampilan yang diperoleh. Walaupun masih tingkat dasar, tapi telah diupayakan agar pelatihan memenuhi SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, red),” harapnya.
Sementara itu, Kepala Disperinaker Budiono Wirawan melalui Kepala Bidang Penempatan Perluasan Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja Tri Bagus Wibowo yang ditemui di sela-sela acara menyampaikan bahwa ada beberapa paket pelatihan yang telah dilaksanakan bagi warga masyarakat. Yaitu mereka yang termasuk dalam kategori pencari kerja dan pekerja ter-PHK. Melalui berbagai keterampilan yang diajarkan, mereka dapat menambah kompetensi diri yang sesuai dengan keahlian masing-masing. Sebagai bekal untuk berusaha mandiri dan meningkatkan produktivitas serta untuk mencari pekerjaan di sektor formal.
Pelatihan yang bersumber dari dana APBN dan DBHCHT itu di antaranya meliputi pelatihan menjahit dengan mesin logistik, pelatihan membuat hiasan busana dengan mesin bordir manual, pelatihan desain grafis, pelatihan practical office advange, pelatihan pemeliharaan perbaikan AC untuk rumah tangga, pelatihan service sepeda motor injeksi. Lalu, pelatihan tata rias salon, pelatihan tata rias pengantin, pelatihan otomotif roda dua, pelatihan las listrik, fotografi dan pelatihan pemasangan instalasi listrik bangunan sederhana dan pelatihan binatu.
“Kami juga melakukan evaluasi di setiap akhir skema yang dipelajari. Dan sidang kelulusan telah dilaksanakan bagi peserta pelatihan, baik teori maupun praktek, sikap mental dan disiplin, melalui pelatihan berbasis kompetensi dana APBN dan DBHCHT,” terangnya.
Dari peserta pelatihan secara keseluruhan, lanjut Tri, dapat mengikuti materi yang diberikan instruktur baik teori maupun praktek sebanyak 13 paket, yang diikuti sebanyak 208 peserta. Di mana setelah pelatihan, peserta juga diikutkan dalam kegiatan UJK dari SP Banyuwangi agar mendapatkan sertifikat kompetensi yang sesuai dengan bidangnya.
Sementara itu, usai pelatihan ini berakhir, para peserta pelatihan juga masih akan dimonitor oleh instruktur dari Disperinaker apabila mengalami kendala dalam mempraktikkan keterampilannya. Sedangkan yang mempunyai rintisan embrio usaha, akan diikutkan program bantuan serta diberikan materi kewirausahaan dan peningkatan produktivitas untuk menunjang ilmu pengetahuannya.
“Untuk kejuruan service sepeda motor injeksi, diberikan juga kesempatan untuk mengikuti program magang, agar dapat menambah ketrampilannya. Sementara lulusan dari kejuruan menjahit dengan mesin logistik, sebanyak 32 orang telah diterima bekerja di perusahaan garmen,” tuturnya.
Seperti diketahui, berdasarkan data BPS Kota Probolinggo tahun 2022, tingkat pengangguran terbuka mencapai 4,57 persen dari jumlah angkatan kerja atau setara dengan 5.908 orang. Artinya diantara 100 orang penduduk usia kerja masih terdapat 4-5 orang yang menganggur. Pada tahun 2020 dan 2021, jumlah pengangguran melonjak akibat wabah pandemi covid-19 hingga mencapai angka 6,70 persen di tahun 2020 dan 6,55 persen di tahun 2021. Saat pandemi berlalu di tahun 2022, ekonomi pun mulai membaik. Di mana banyak karyawan yang sebelumnya dirumahkan, bisa kembali bekerja di tempatnya semula. Sehingga angka pengangguran pun semakin turun menjadi 4,57 persen.
Pada kesempatan itu, salah satu peserta pelatihan, Astusi Sulistiowati, menyampaikan kesannya selama mengikuti pelatihan. Perempuan berhijab itu mengatakan, ia mengambil fokus pelatihan fotografi.
“Terimakasih untuk Pemkot, dalam hal ini Disperinaker, yang telah menyelenggarakan pelatihan yang sangat bermanfaat ini. Di kelas kami itu khususnya, kami diajarkan bagaimana cara pengambilan gambar yang baik, angle yang baik menurut pakemnya, angle penyinaran, angle of view, komposisi, estetika dan momen. Kami juga diajak hunting poto di berbagai spot bagus di dalam dan luar kota. Seru, alhamdulillah sangat berkesan pastinya,” ceritanya. (es/qie)