HIGH LEVEL MEETING TPID KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2015

2015_12_tpid

Selasa 8 Desember 2015, Puri Manggala Bhakti Kantor Walikota, Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Probolinggo, mengadakan pertemuan tingkat Kota.

Acara yang digelar oleh Sekretariat Daerah Kota Probolinggo, melalui Bagian Perekonomian. Dihadiri langsung oleh Walikota Probolinggo Rukmini,SH, M.Si, Sekretaris Daerah Kota Probolinggo Drs. Jhony Haryanto, M.Si, Pimpinan Bank Indonesia Perwakilan Malang.

Drs. Jhony Haryanto, M.Si selaku Ketua TPID Kota Probolinggo dalam laporannya mengatakan bahwa pada bulan Nopember 2015 Kota Probolinggo mengalami inflasi sebesar 0.05 % terendah se 8 Kota IHK Nasional di Jawa Timur. Diantaranya Sumenep (0.30%), Jember (0.26%), Madiun (0.21%), Malang ( 0.16%), Kediri (0.11%), Banyuwangi ( 0.08%) dan Probolinggo ( 0.05%) Sedangkan Kota Surabaya mengalami deflasi sebesar 0.02. Secara year on year (yoy) inflasi Kota Probolinggo sampai dengan November 2015 sebesar 3.88% dan telah sesuai dengan target pemerintah pusat yaitu sebesar 4% ± 1 %.

Untuk ke depan kegiatan pengendalian inflasi harus lebih ditekankan lagi sebab nilai laju inflasi sangat berpengaruh bagi perekonomian secara makro di Kota Probolinggo. Nilai laju inflasi yang stabil dengan ditopang oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi mengindikasikan bahwa taraf hidup masyarakat di Kota tersebut dalam kondisi baik. Selain itu untuk menyikapi Penilaian tentang Pelaksanaan Pengendalian Inflasi di tingkat Nasional yang setiap tahunnya dilaksanakan di Bulan Pebruari, diharapkan kepada semua SKPD terkait untuk ikut berpartisipasi secara aktif dalam pengisian berbagai dokumen yang diperlukan.

Sementara itu Walikota Probolinggo, Rukmini SH, M.Si dalam sambutannya mengatakan dampak negatif inflasi bagi masyarakat akan menggerus daya beli masyarakat, bagi pengusaha menimbulkan ketidak pastian dalam penentuan ongkos produksi dan penetapan harga jual produk, bagi investor dan perbankan menjadi sinyal peningkatan resiko, bagi perekonomian inflasi yang tinggi membuat ongkos perekonomian menjadi mahal sehingga mengurangi daya saing produk lokal atau domestik terhadap luar daerah maupun luar negeri.

TPID untuk berperan aktif dalam memantau harga-harga serta dapat mengambil solusi yang tepat guna menekan laju inflasi daerah terutama menyambut natal dan tahun baru dan segera melaporkan.

Sementara itu dari pihak Bank Indonesia Perwakilan Malang menjelaskan bahwa Jawa Timur secara bulanan, tekanan Inflasi terbesar berasal dari kelompok volatile food melalui kenaikan harga Telur ayam Ras, Bawang Merah, Daging ayam Ras, dan Cabai Merah ditengah meningkatnya permintaan dan terbatasnya pasokan karena belum memasuki masa panen.

Dia akhir sesi Kepala Bagian Perekonomian Setda Kota Probolinggo memimpin acara, dari Dinas Pertanian, Dinas Koperindag, Dinas Kominfo, Dinas Perikanan dan Kelautan, Bulog dan BPS untuk menyampaikan laporan akhir tahun 2015 tentang kiat-kiat dan solusi yang tepat, guna menekan inflasi daerah terutama menyambut natal dan tahun baru di Kota Probolinggo (SGT)