KANIGARAN – Dengan melibatkan 33 pengasuh pondok pesantren dan 10 Perangkat Daerah Kota Probolinggo, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kota Probolinggo menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tematik Pondok Pesantren RKPD Tahun 2022 di Orin Hall, Rabu (10/3).
Kepala Bappeda Litbang Tartib Goenawan menyatakan harapannya agar kegiatan kali ini dapat menjadi sebuah forum untuk menyampaikan informasi, sharing, dan mengakomodir usulan dan saran dalam rangka perencanaan pembangunan Kota Probolinggo di tahun 2022.
Musrenbang tematik menjadi salah satu upaya pemerintah untuk menampung aspirasi dari seluruh elemen masyarakat untuk turut serta memberikan kontribusi dalam perencanaan pembangunan daerah. Forum ini juga menjadi salah satu upaya pengembangan Eco pesantren di Kota Probolinggo.
“Keterlibatan pondok pesantren menjadi upaya konkrit pengembangan Eco pesantren di Kota Probolinggo. Ke depannya akan diinisiasi menjadi role model sebagai salah satu khas Kota Probolinggo melalui sinkronisasi lintas lembaga,” ujar Tartib.
Didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setiorini Sayekti, Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin menyatakan harapannya agar ke depan, pondok pesantren dapat berkembang menjadi sebuah pesantren yang lebih modern.
“Kita ingin merubah citra pesantren yang selama ini dianggap ‘apa adanya’, sanitasinya masih kurang, menjadi lebih baik lagi. Di sini, pemerintah harus mampu mendorong agar pondok pesantren bisa lebih maju lagi,” tutur Habib Hadi.
Dalam kesempatan tersebut, Habib Hadi juga meminta secara khusus pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kota Probolinggo untuk memberikan bimbingan sehingga satu pondok pesantren dapat menghasilkan satu produk unggulan. Langkah ini dilakukan sebagai upaya melatih skill anak-anak pondok pesantren dengan kreatifitas yang dimiliki.
“Selain belajar pendidikan agama, mereka akan dimodali dengan keterampilan lain. Ini yang menjadi harapan ke depannya. Karena kita ingin, ketika lulus nanti, alumni pesantren dapat bersaing dengan yang lain,” kata Habib Hadi.
Selaku narasumber, Kepala bidang Pengendalian Pencemaran Kemitraan Lingkungan Hidup (P2KLH) pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Probolinggo, Suciati Ningsih menuturkan Eco pesantren menjadi salah satu elemen penting dalam mewujudkan Eco city.
“Melalui eco pesantren, diharapkan pondok pesantren dapat menjadi lingkungan yang nyaman dan berkualitas, dimana penghuni pesantren diupayakan untuk dapat berperilaku ‘hijau’ dan mampu meningkatkan kreatifitas dengan program Satu Pesantren Satu Produk Unggulan,” tutur Suci. (alfien)