Rangkaian Semipro (Seminggu di Kota Probolinggo) berakhir pada Senin 4 September. Sebelum digelar closing ceremony Semipro, para undangan Wali Kota Rukmini, perwakilan FKPD, Ketua PMI Jatim, Ketua dan anggota DPRD, Plh Sekda, serta kepala satker pemkot dihibur dengan beberapa atraksi. Yaitu, tari Remo persembahan sanggar bina tari bayu kencana (BTBK), serta penampilan para pemenang dalam Sudirman Fashion Parade asuhan Hevi Rosyid.
Disusul drama kolosal persembahan PMI Kota Probolinggo dengan judul, “Pelangi Jingga Abdi Kemanusiaan”. Kolaborasi antara relawan PMI dan penari dari BTBK ini menceritakan aktivitas warga yang tenang dan terjadi bencana gempa bumi. Banyaknya korban membuat relawan PMI harus bertindak cepat, menolong dan mengevakuasi, sesuai dengan semangat serta tekad para relawan PMI membantu sesama.
Drama ditutup dengan pembacaan puisi dan penyampaian orasi oleh Ketua PMI cabang Probolinggo Indi Eko Yanuarto. “ Bukan untuk kami tapi untuk kemanusiaan, sahkan RUU Kepalangmerahan,“ ujarnya.
Sementara itu, dalam penutupan juga dibacakan mengenai dampak keekonomian Semipro. Peserta pameran di Alun-alun Kota Probolinggo saja, mencapai 30 orang, Asumsi pendapatan mereka mencapai Rp 63 juta selama seminggu. Berbeda dengan tenda dome pada pameran produk unggulan dan UKM dengan jumlah 50 peserta, asumsi pendapatannya Rp 58 juta per hari atau sekitar Rp 350 juta sepekan.
Termasuk tampilan di tenda kerucut dengan jumlah 48 peserta, omzet mereka ditaksir senilai Rp 4, 2 miliar selama seminggu. Sementara itu, total PAD dari parkir kendaraan roda dua di area Alun-alun selama seminggu mencapai Rp 6.5 juta. Di pawai budaya pendapatan parkir saja sekitar Rp 1,2 juta. Ditambah Rp 20 juta dari jasa perhotelan, property acara, sanggar seni, transportasi, makanan, dekorasi, EO dan salon rias.
“Peredaran perekonomian tersebut selaras dengan pertumbuhan ekonomi sektor riil. Sesuai dengan misi kedua, Ibu wali kota. Yaitu pertumbuhan ekonomi yang kokoh, kompetitif dan berkelanjutan. Dan, misi kelima pemberdayaan potensi kearifan lokal budaya menjadi destinasi wisata,” imbuh Agus Efendi, Ketua Panitia Semipro.
Dirinya mewakili semua panitia juga mengucapkan terimakasih kepada pohak-pihak yang mendukung terlaksananya Semipro. Khususnya wali kota, FKPD, MUI, PCNU, pihak keamanan dan DMR Production, Kapal Api, Bank Jatim, BNI, Mandiri, BCA, BRI, PT Djarum Tbk, BJBR , RS Dharma Husada, Le Minerale dan sponsor lain. “Kami berterimakasih atas partisipasi dan kerjasamanya sehingga penyelenggaraan Semipro berjalan dengan sukses, tertib, aman dan lancar,” ungkapnya.
Udai laporan panitia, Wali Kota Rukmini menyerahkan hadiah kepada pemenang lomba stand UMKM terbaik. Juara pertama diraih Kadin Kota Kediri (lemari es dan DP haji plus Rp 5 juta), juara kedua Dinas Perikanan Kota Probolinggo (lemari es dan DP haji plus Rp 5 juta), juara ketiga Kedai Kelor Kota Probolinggo (mesin cuci dan DP umroh Rp 3,5 juta). Sedangkan juara harapan I Kadin Kabupaten Banyuwangi (sepeda dan DP umroh Rp 3,5 juta) dan juara harapan II Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Probolinggo (DP umroh Rp 3,5 juta dan dispenser).
Wali kota juga mengapresiasi penampilan teaterikal PMI malam itu. Ia bangga karena anak muda dapat berperanserta dalam membangun kota dan ikut berpartisipasi mendukung program pemerintah.
“Semipro kali ini cukup banyak melibatkan peran anak muda , seperti lomba jula juli remaja, ludruk remaja, festival jaran bodag juga mulai tampil dari kalangan anak muda. Mari kita dukung agar mereka tidak terjerumus dalam peredaran obta terlarang dan miras. Kepedulian terhadap anak inilah yang membuat kita meraih penghargaan kota layak anak,” imbuh pemimpin perempuan ini semangat.
Semipro 2017, kata Rukmini, adalah upaya bagaimana pemerintah meningkatkan perekonomian masyarakat dan UMKM. Karena dampak ekonominya dapat dirasakan baik oleh tukang parkir hingga pelaku seni.
“Semipro memfasilitasi sanggar-sanggar seni lokal untuk berkreativitas, disamping pemkot juga meberikan anggaran kepada kelompok-kelompok seni. Tahun ini Semipro tidak ada karapan sapi merah, saya berharap karapan sapi merah dapat dilaksanakan di luar jadwal Semipro sehingga paguyuban tidak kecewa,” pesannya.
Rukmini juga mengucapkan terimakasih kepada etnis Tionghoa dan Arab yang telah berpartisipasi dalam Semipro dan selalu menyajikan penampilan seni yang spektakuler. Semua kegiatan memang fokus menonjolkan seni dan budaya lokal sesuai temanya. “Meskipun masih ada yang memandang sebelah mata, sajian budaya lokal seperti jaran bodhag dan lainnya,. Namun buktinya masih banyak masyarakat yang tertarik dengan Semipro, mereka memadati Alun-alun setiap malam,” pungkasnya.
Ia berharap pelaksanaan semipro akan datang lebih baik dan lebih meriah, serta akan membenahi segala kekurangannnya. (yul*)