MAYANGAN – Tepat di tahun ketiga masa kepemimpinan Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin, Pemerintah Kota Probolinggo melalui Dinas Koperasi Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) menggelar forum silahturahmi komunitas UMKM/IKM Kota Probolinggo, Rabu (26/1) malam di Halaman Kantor Wali Kota.
Kehadiran Wakil Gubernur Provinsi Jatim Timur, Emil Elistianto Dardak menjadikan forum silahturahmi ini semakin semarak. Emil-sapaan akrabnya bersama Wali Kota Habib Hadi terlihat antusias mengunjungi beberapa stan UMKM yang menyuguhkan produk unggulan Kota Probolinggo.
“Saya tadi melihat terobosan-terobosan luar biasa disini. Beliau (Habib Hadi) ini rajin berkoordinasi agar program-programnya bisa lancar. Karena memang tugas kami sebagai wakil pemerintah pusat untuk menjembatani. Beliau juga berkolaborasi dengan Ibu Gubernur untuk mengembangkan rumah sakit yang lebih baik lagi bagi masyarakat Kota Probolinggo. Melalui kesempatan malam ini, monggo bisa disampaikan aspirasinya terkait UMKM, ”ujar Emil membuka forum silahturahmi.
Senada dengan wagub, Wali Kota Habib Hadi menjelaskan gambaran terkait kartu E-UMKM yang dimiliki Kota Probolinggo. Melalui kartu ini, Kota Probolinggo memiliki data base UMKM yang berkembang dan yang tidak berkembang sehingga pemantauan dan pengawasannya akan terus berjalan.
“Tanpa data base, kita tidak akan tahu kegiatan UMKM tersebut. Karena setiap UMKM memiliki olahan yang berbeda-beda yang menjadi kekhasan Kota Probolinggo. Adanya kartu ini merupakan bentuk perhatian pemerintah. Bahkan kartu ini memiliki beberapa keunggulan, salah satunya apabila ada orderan pengiriman keluar maka dapat diberikan diskon untuk paket deliverynya,” tuturnya.
Terkait bantuan stimulus, menurutnya, Pemerintah harus hadir di situasi dan kondisi apapun untuk mendukung dan mensupport UMKM. “Ini menjadi kewajiban kita, tanpa adanya keberanian dan terobosan maka para pelaku usaha ini tidak akan ada perhatian. Perhatian ini adalah bentuk dukungan kepada pelaku UMKM untuk terus bisa berkembang dan berkarya. Harus ada action, selagi ada regulasi dan aturan mendukung harus terus dilakukan,” imbuh Habib Hadi.
Bahkan Habib Hadi juga menyampaikan terkait harapannya untuk mewadahi UMKM Kota Probolinggo agar dapat memiliki kesempatan dan akses dalam memasarkan produknya di rest area tol yang rencananya pembangunan tol ini akan berlanjut hingga ke Banyuwangi.
Mendengar hal itu, Emil mengapresiasi langkah-langkah kebijakan Wali Kota Habib Hadi. Bantuan stimulus bagi UMKM diberikan untuk menjaga roda perekonomian agar tetap berjalan. “UMKM untuk bisa bergerak tidak hanya butuh modal saja, tetapi sehari-harinya juga butuh makan. Dengan diberi stimulus maka akan sangat membantu untuk membangkitkan UMKM. Saya rasa ini sangat inovatif dan sinergis atas apa yang telah dilakukan Kota Probolinggo. Terkait akses bagi UMKM Kota Probolinggo di resta area tol, saya akan mendorong kuat untuk menjadi percontohan untuk menerapkan itu,” bebernya.
Dorong UMKM Memiliki Daya Saing
Salah satu penanya, Moch Hasyim menyampaikan keinginannya agar Pemerintah Provinsi Jatim dapat memberikan rangsangan bagi kalangan muda agar mau terjun di dunia UMKM serta masukan agar produk Kota Probolinggo memiliki karakter yang sesuai dan siap go internasional.
“Saya jadi kepikiran, mungkin kita bisa bikin festival ngundang warga-warga asing yang ada di Surabaya untuk ngicipi, nanti kita lihat reaksinya. Salah satu yang kita undang nantinya dari Kota Probolinggo, sehingga dari sini akan tahu seperti apa selera mereka sehingga kita bisa meramu karakter yang sesuai dengan lidah mereka. Semuanya harus melalui proses yang cukup panjang dan memang harus mulai berpikir kesana. Dari sinilah kita belajar, kalau punya cita-cita besar harus yakin dulu untuk bisa,” ujar Emil menjawab pertanyaan tersebut.
Emil juga menekankan 60 persen perekonomian di Provinsi Jatim ditopang oleh koperasi dan UMKM. Bahkan Pemerintah Provinsi Jatim memiliki pola program kerjasama untuk meningkatkan UMKM yaitu communal branding produk UMKM dengan kualitas standar ekspor, pembentukan rumah produksi bersama UMKM, akselerasi digitalisasi UMKM dalam pemasaran produk secara on line, pelatihan untuk pengembangan SDM melalui Sijiwara, fasilitasi standarisasi produk sertifikasi halal, serta incubator bisnis dan business matching.
Kota Probolinggo punya peluang dengan mengoptimalkan pelabuhan, harapannya pelabuhan ini akan menarik minat. Pemprov mengembangkan 3 poros industri baru di Jatim, poros pertama adalah Lamongan-Tuban dikhususkan industri berat, Ngawi-Kertosono dikhususkan untuk industri padat karya dan Probolinggo-Situbondo memiliki Pelabuhan yang dikelola provinsi. Sehingga perekonomian Kota Probolinggo akan masuk ke kota jasa dan perdagangan.
“Kita akan dorong agar UMKM ini memiliki daya saing sehingga menjadi tuan di rumah sendiri, sehingga masyarakat akan cenderung membeli produk-produk tersebut. Mari kita optimis bersama-sama komitmen pemerintah memberi perhatian pada UMKM dan berjuang serta berinovasi, insyaallah akan diberikan jalan untuk lebih sukses,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala DKUPP Fitriawati mengatakan perkembangan UMKM di Kota Probolinggo sejak tahun 2019 meningkat menjadi 20.000 UMKM. “Target wali kota untuk menumbuhkan 500 wira usaha baru per tahun telah terpenuhi. Di tahun 2020 saat pandemi, PDRB kita menurun minus 3 dan di tahun 2021 meningkat positif 2,3. Dan ini prestasi cukup membanggakan. Ditambah juga dengan penghargaan yang diraih UMKM yang telah banyak berkontribusi untuk peningkatan ekonomi di Kota Probolinggo,” pungkasnya.
Dalam kegiatan ini juga ditampilkan fashion show batik hasil karya UMKM Kota Probolinggo dan penandatanganan serah terima kantor Polsek Kanigaran. Turut hadir, Wakapolda Jawa Timur Slamet Hadi Supraptoyo, Forkopimda Kota Probolinggo, Ketua Dekranasda Aminah Hadi Zainal Abidin, Ketua Bhayangkari Polres Probolinggo Kota, sejumlah Kepala Perangkat Daerah dan UMKM Kota Probolinggo. (miranti)