MAYANGAN – Wawali Mochammad Soufis Subri, Sekda drg. Ninik Ira Wibawati dan sejumlah Kepala OPD beserta staf di lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo turut melepas jenazah Sudiman, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispertahankan), di kamar mayat RSUD dr Moh Saleh, Rabu (7/10) sore.
Diketahui, Sudiman meninggal di usia 52 tahun. Almarhum dikenal sebagai sosok yang sangat peduli, baik dan cukup dekat dengan semuanya, terlebih sesama rekan kerja. “Rekan kami, sahabat kami, Pak Sudiman sosok yang cukup humoris, periang dan atletis. Kami sangat kehilangan beliau ,” ungkap Aman Suryaman, Kepala Diskominfo Kota Probolinggo.
Menurut informasi yang dihimpun, Sudiman dirawat di, RSUD dr. Moh. Saleh sejak Minggu (4/10), saturasi oksigennya adalah 68 persen, sedang seseorang dalam kondisi normal adalah 96 hingga 100 persen. Terdapat gambaran dari paru mengalami vibrosis di kedua parunya. Hasil IGM (Immunoglobulin) dan IgG reaktif.
“Dibawa ke ruang isolasi, kami berikan oksigen, injeksi, obat radiomavir (terbaru). Hari senin mengambil plasma (aferesis), Hari Selasa terapi convalescent,” jelas dr. Abraar Kuddah Direktur RSUD dr. Moh. Saleh pada sejumlah awak media.
Lebih lanjut dr Abraar yang juga juru bicara gugus tugas percepatan penanganan COVID 19 Kota Probolinggo itu menjelaskan, bahwa hari Senin kondisi pasien Sudiman sempat membaik. Swab dilakukan Senin pagi dan Senin sore hasilnya sudah keluar dan dinyatakan positif COVID 19.
“Dari Hari Minggu yakin pasti COVID 19, dari gambaran parunya sudah bisa diprediksikan seperti itu (pemeriksaan). Rabu drop dan pada pukul 11.30 WIB tadi dinyatakan meninggal dunia,” kata Abraar.
Abraar berharap kepada masyarakat Kota Probolinggo tidak menjudge pasien COVID 19 adalah aib. “Stop stigma dan judge pasien COVID 19 adalah aib. Kami dari tenaga kesehatan tidak pernah memberikan stigma seperti itu. Justru masyarakat sendiri lah yang menjudge demikian,” sesalnya.
Ia juga memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak meremehkan COVID 19 dengan tetap menerapkan protap kesehatan. “COVID 19 ini memang benar-benar ada, tidak perlu menyikapi terlalu berlebihan, namun juga jangan meremehkan. New normal hidup lebih sehat menerapkan 3 M plus, yakni istirahat yang cukup, makan-makanan yang bergizi dan apabila ada gejala sakit segera periksakan diri,” imbuhnya.
Di hari yang sama juga terdapat pasien meninggal dunia akibat COVID 19. “Saat ini kita tidak bisa mengatakan kluster dari mana, dia tertular dari mana. Karena wabah COVID 19 sudah tidak bisa diprediksikan seperti apa. Semua orang bisa saja OTG, karena setiap orang memiliki imun sendiri-sendiri,” ujarnya.
Abraar juga menekankan kepada semua orang untuk bergandengan tangan agar mencegah penyebaran COVID 19. “Sayangi keluarga yang memiliki resiko (kormobit), karena mereka lah yang paling rentan,” tandasnya.
Sementara itu Wawali Subri memberikan pernyataannya bahwa ia dan jajaran Pemerintah Kota Probolinggo merasa sangat kehilangan Sudiman yang cukup berdedikasi itu. Ia berharap kepada seluruh warga Kota Probolinggo untuk senantiasa waspada COVID 19. (dewi)