Probolinggo, 1/9/2018. Sebelum berangkat menuju Jakarta menemui Presiden RI Jokowi, Rindi Sufriyanto (24), atlet peraih medali emas wall climbing dalam Asian Games 2018 datangi Kota asalnya Probolinggo. Ia diundang khusus Wali Kota Probolinggo Rukmini, Sabtu (1/9) di rumah dinas Jalan Panglima Sudirman no 1.
Bentuk apresiasi diberikan Pemerintah Kota Probolinggo melalui penyerahan SK Wali Kota sebagai pegawai PDAM, tertanggal sejak September 2018. Namun, berkaitan dengan CPNS ini, masih dikoordinasikan lebih lanjut dengan pihak Kemenpora. Jika memungkinkan nantinya, dia bisa dikembalikan ke daerah asal sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Rindi datang didampingi oleh sang pelatih yang juga warga kota, Iwan Rosyidi. Wali Kota Rukmini mengapresiasi keduanya, karena meskipun dengan sarana yang terbatas, mampu melahirkan pahlawan olahraga di kancah Internasional. “ Untuk sarana wall climbing sudah kita anggarkan, namun karena waktu yang terbatas dan harus memenuhi standar internasional, tidak mudah mendapatkan rekanan, harus dicari yang profesional serta sesuai dengan aturan,” tambahnya.
Untuk sarana tersebut baru bisa direalisasikan awal tahun 2019, dengan tenggang waktu 3 bulan. Pemkot melalui Disdikpora juga berkoordinasi dengan kejaksaan agar pelaksanaan pembangunan wall climbing tidak ada masalah. “Semua tergantung Rindi, pilihan ada padanya. Pemkot hanya berupaya maksimal memfasilitasi sesuai aturan dan akan mengawal proses berikutnya. Tetap semangat dan berjuang semoga bisa sukses hingga pelaksanaan olimpiade nanti,” tegas Wali Kota.
Dihadapan pemimpin nomor satu di Kota Probolinggo ini, Rindi bercerita bagaimana perjuangannya hingga bisa meraih kesuksesan seperti saat ini. “Merupakan kebanggaan bagi saya bisa duduk berdampingan dengan Ibu Wali Kota. Terima kasih atas supportnya selama ini, termasuk warga Kota Probolinggo dan seluruh Warga Negara Indonesia hingga saya bisa meraih medali emas,” tuturnya.
Rindi memulai olahraga panjat tebing sejak tahun 2007 lalu dan dilatih oleh Iwan Rosyidi. Dia bergabung dengan Puslatda mulai tahun 2010 hingga tahun 2016, lalu dipanggil ke Pelatnas April 2017. Disitulah karirnya terus melejit seiring dengan latihan yang keras ke berbagai negara.
“Sekitar 1,5 tahun saya digembleng ke berbagai negara seperti Cina, Rusia hingga puncaknya masuk dalam tim Indonesia 2. Berjuang beregu putra bersama Muhammad Hinayah, Abu Dzar Yulianto dan Veddriq Leonardo. Akhirnya kita mampu memperkenalkan olahraga ini di level Internasional. Mohon do’a restunya sehingga saya bisa lolos seleksi untuk mengikuti olimpiade di Jepang tahun 2020 mendatang,” imbuhnya.
Di lain sisi, wajah berbinar juga tampak pada sang pelatih Iwan Rosyidi. Ia bercerita dari awal membina atlet panjat tebing kota hingga memiliki bibit unggul mengikuti jejak Rindi. “Saya hanya membantu mengarahkan dan membantu tumbuh kembang anak dan itu harus disentuh dengan nilai keagamaannya. Para atlet dilatih dengan keras dan harus menjauhi hal yang negatif,” paparnya.
Iwan juga berterima kasih atas perhatian Pemkot, setiap acara Semipro FPTI dilibatkan. Antusias pesertanya mengikuti speed climbing competion semakin bertambah, seiring dengan prestasi yang diukir atlet binaannya.
“Kita bisa memperoleh bibit lanjutan untuk dibina sebagai pelapis kedua setelah Rindi. Namun jika berprestasi harus rela atletnya dibawa keluar untuk jenjang yang lebih tinggi. Yang terpenting kita berjuang demi Merah Putih (Negara Republik Indonesia-Red), serta tidak melupakan darimana asalnya, itu yang selalu saya tekankan pada setiap atlit, hingga saat ini sudah banyak dukungan dari orang tua,” jelas Iwan. (yul)